Monsinyur (Mgr.) Ignatius Suharyo
Hardjoatmodjo (lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Indonesia, 9 Juli 1950;
umur 63 tahun) adalah Uskup Agung Jakarta sejak 29 Juni 2010, menggantikan
Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J.. Sebelum menduduki jabatan ini, Mgr. Suharyo
adalah Uskup Agung Koajutor Jakarta. Saat ini, ia juga menjadi Uskup Ordinariat
Militer Indonesia. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Uskup Agung Semarang. Mottonya adalah Serviens Domino Cum Omni Humilitate ( Aku Melayani Tuhan Dengan Segala Kerendahan Hati ).
Per tanggal 15 November 2012, ia
menjabat sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, menggantikan Mgr.
Martinus Dogma Situmorang, OFM.Cap.
Mgr. Suharyo lahir di Sedayu,
Bantul, Yogyakarta, Indonesia pada 7 Juli 1950 dari pasangan ayah Florentinus
Amir Hardjodisastra, seorang pegawai di Dinas Pengairan Daerah Istimewa
Yogyakarta dan ibu Theodora Murni Hardjadisastra sebagai anak ketujuh dari
sepuluh bersaudara. Kakaknya juga menjadi Imam, yakni Alm. RP. Suitbertus Ari
Sunardi, OCSO, biarawan di Pertapaan Trappist Santa Maria Rawaseneng di Kota
Temanggung, Jawa Tengah. Sementara dua orang saudarinya menjadi biarawati,
yakni Suster Christina Sri Murni, FMM dan Suster Maria Magdalena Marganingsih,
PMY.
Pendidikan
Mgr. Suharyo awalnya menjalani
pendidikan dasar di SD Kanisius, Gubuk, Sedayu, dan pada kelas IV ia pindah ke
SD Tarakanita, Bumijo, Yogyakarta. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di
Seminari Kecil Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sejak tahun 1961.
Mgr. Suharyo menjalani pendidikan menegah atas di Seminari Menengah Mertoyudan
dan lulus pada tahun 1968. Ia kemudian melanjutkan studi di IKIP Sanata Dharma,
Yogyakarta, dan pada tahun 1971 ia mendapatkan gelar Sarjana Muda bidang
Filsafat/Teologi, serta pada 1976 mendapatkan gelar Sarjana Filsafat/Teologi.
Kardinal Justinus Darmojuwono kemudian menugaskan Mgr. Suharyo untuk belajar di
Roma, Italia. Ia menyelesaikan studi Doktoral Teologi Bibilis di Universitas
Urbaniana, Roma, Italia pada tahun 1981.
Karier
Mgr. Suharyo ditahbiskan menjadi
Imam pada 26 Januari 1976 oleh Kardinal Justinus Darmojuwono di Kapel Seminari
Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, bersama dengan RD
Yohanes Bardiyanto.
Setelah kepulangannya dari Roma,
Italia, Mgr. Suharyo menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik
Pradnyawidya, Yogyakarta sejak tahun 1981 hingga 1991. Pada tahun 1983 hingga
1993, ia menjadi Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi di IKIP Sanata Dharma,
Yogyakarta. Mgr. Suharyo sempat menjadi Dosen Pengantar dan Ilmu Tafsir
Perjanjian Baru di Fakultas Teologi Wedabhakti, Yogyakarta pada tahun 1989. Ia
kemudian menjadi Dekan Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
pada tahun 1993 hingga 1997. Ia juga menjadi pengajar di Universitas Kristen
Duta Wacana, Yogyakarta dan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung pada tahun
1994-1996. Pada tahun 1996-1997, Suharyo menjadi Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, dan sempat menjadi Ketua Konsorsium Yayasan
Driyarkara pada tahun 1997. Ia juga sempat menjadi Ketua UNIO (Persaudaraan
Imam-imam Praja) Keuskupan Agung Semarang.
Mgr. Suharyo ditunjuk menjadi
Uskup Agung Semarang pada 21 April 1997 oleh Paus Yohanes Paulus II. Ia
ditahbiskan pada 22 Agustus 1997 di Gedung Olahraga Jatidiri, Semarang, Jawa
Tengah. Ia ditahbiskan menjadi Uskup oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Julius
Kardinal Darmaatmadja, S.J., yang merupakan pendahulu Mgr. Suharyo sebagai
Uskup Agung Semarang. Mgr. Pietro Sambi, Pro-Nuncio Apostolik untuk Indonesia
sekaligus Uskup Agung Titular Bellicastrum dan Mgr. Blasius Pujaraharja, Uskup
Ketapang menjadi Uskup Ko-konsekrator. Ia memilih semboyan "Serviens Domino
Cum Omni Humilitate" (Kis 20:19), yang artinya "Aku Melayani Tuhan
dengan Segala Rendah Hati", sebuah bagian dari perikop perpisahan Santo
Paulus dengan para penatua di Efesus. Sebagai seorang Uskup, ia memilih untuk
tidak menggunakan zucchetto dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam memimpin
Misa, serta tidak menggunakan tongkat gembala ketika memberikan homili.
Pada 8 September 2000, Mgr.
Suharyo menjadi Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Uskup Purwokerto, Mgr.
Julianus Sunarka, S.J., bersama dengan Uskup Bandung, Mgr. Alexander Soetandio
Djajasiswaja. Bertindak sebagai penahbis utama, yakni Uskup Agung Jakarta Mgr.
Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J..
Pada tahun 2000, Mgr. Suharyo
terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia, untuk
masa jabatan 3 tahun hingga tahun 2003, di mana Kardinal Julius menjadi Ketua
Presidium. Pada 8 November 2003, Mgr. Suharyo kembali terpilih menjadi Sekretaris
Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia, di mana Ketua Presidum kembali dijabat
oleh Kardinal Julius.
Pada Mei 2004, Mgr. Suharyo
menjadi Guru Besar bidang teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pada 2 Januari 2006, Mgr. Suharyo
ditunjuk menjadi Uskup Ordinariat Militer Indonesia, menggantikan Mgr. Julius
Kardinal Darmaatmadja, S.J.. Pada 16 November dalam tahun yang sama, Mgr.
Suharyo terpilih menjadi Wakil Ketua I Konferensi Waligereja Indonesia,
sementara Ketua Presidium dijabat oleh Uskup Padang, Mgr. Martinus Dogma
Situmorang, O.F.M. Cap.
Pada Hari Raya Santo Petrus dan
Paulus 29 Juni 2007, ia kembali menjadi Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan
Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono, Uskup Surabaya, bersama dengan Uskup Malang,
Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O. Carm.. Dalam penahbisan itu, Uskup
Agung Jakarta Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. juga menjadi Penahbis
Utama.
Pada 16 Juli 2008, bersama dengan
Nuncio Apostolik untuk Indonesia dan Timor Leste sekaligus Uskup Agung Titular
Capreae, Mgr. Leopoldo Girelli, Mgr. Suharyo menjadi Uskup Ko-konsekrator dalam
penahbisan Mgr. Johannes Pujasumarta selaku Uskup Bandung. Uskup Agung Jakarta
Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. menjadi Penahbis Utama.
Terkait permohonan Kardinal
Julius Darmaatmadja, SJ yang hendak pensiun, pada 25 Juli 2009, Tahta Suci
Vatikan menunjuk Mgr. Suharyo menjadi Uskup Agung Koajutor Jakarta. Ia
meninggalkan Keuskupan Agung Semarang pada 27 Oktober 2009, dan akan diterima
di Keuskupan Agung Jakarta pada keesokan harinya. Selama kekosongan tahta, RD.
Pius Riana Prapdi ditunjuk sebagai Administrator Apostolik oleh Dewan Imam
Keuskupan Agung Semarang, hingga Uskup Bandung, Mgr. Johannes Pujasumarta
diinstalasi menjadi Uskup Agung Semarang. Pada 11 November 2009, Mgr. Suharyo
kembali menjabat sebagai Wakil Ketua I Konferensi Waligereja Indonesia, dan
Ketua Presidium kembali dijabat oleh Mgr. Martinus Dogma Situmorang, O.F.M.Cap.
Mgr. Suharyo resmi menjadi Uskup
Agung Jakarta sejak 28 Juni 2010, sejak Tahta Suci Vatikan resmi menerima
pengunduran diri Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J., dan dalam Misa di Gereja
Katedral Jakarta pada 29 Juni 2010, bertepatan pula dengan Perayaan Syukur 27
Tahun Tahbisan Uskup Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. dan 14 tahun menjadi
Uskup Agung Jakarta, Mgr. Suharyo resmi diinstalasi menjadi Uskup Agung
Jakarta, ditandai dengan penyerahan tongkat gembala Keuskupan Agung Jakarta
kepadanya.
Pasca penunjukkan Mgr. Johannes
Pujasumarta menjadi Uskup Agung Semarang yang membuat lowongnya tahta Uskup
Bandung, Mgr. Suharyo ditunjuk menjadi Administrator Apostolik Keuskupan
Bandung.
Karya
Mgr. Suharyo telah menulis
sejumlah buku, yakni:
Ø Membaca
Kitab Suci: Paham-paham Dasar
Ø Membaca
Kitab Suci: Tulisan-tulisan Perjanjian Lama
Ø Membaca
Kitab Suci: Tulisan-tulisan Perjanjian Baru
Ø Pengantar
Injil Sinoptik
Ø Alam
Hidup Perjanjian Lama
Ø Kitab
Wahyu, Paham dan Maknanya Bagi Hidup Kristen
Ø Datanglah
KerajaanMu
Ø Kisah
Sengsara Yesus dalam Injil Sinoptik
Ø The
Catholic Way, Kekatolikan dan Keindonesian Kita
Selain menulis, Mgr. Suharyo juga
menyadur karya Henri J.M. Nouwen, antara lain:
Ø Menggapai Kematangan Hidup Rohani
Ø Dengan Tangan Terbuka
Ø Engkau Dikasihi
Ø Kembalinya Si Anak Hilang
Ø Cakrawala Hidup Baru
Ø Pelayanan yang Kreatif
Ø Menggapai Kematangan Hidup Rohani
Ø Dengan Tangan Terbuka
Ø Engkau Dikasihi
Ø Kembalinya Si Anak Hilang
Ø Cakrawala Hidup Baru
Ø Pelayanan yang Kreatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar